Hati-hati dengan Kebencian

Apa yang aku benci di sana, ternyata Allah takdirkan terjadi di sini

Bahkan sangat mudah bagi Allah untuk membawa suatu kebencian itu menjadi semakin dekat dengan kita. Di hadirkan olehNya di depan mata agar lebih jelas terlihat. Disuguhkan di hadapan kita agar lebih menjadi perhatian.

Isak tangis seolah menjadi saksi betapa kebencian selama ini sudah menguasai pintu hati. Membuatnya lupa bahwa sebagai manusia memang ada banyak sekali kekurangan yang tidak bisa diperbaiki seketika. Itulah mengapa banyak orang berpesan untuk tidak membenci hingga menyakiti manusia lain, walaupun hanya sekecil debu berbentuk prasangka.

Setiap manusia pasti punya peluang berbuat kesalahan. Lalu apakah kita termasuk orang yang bersih dari kesalahan atas kehidupan orang lain? Tentu tidak. Itu artinya, tak ada sedikit pun hak kita sebagai manusia untuk menyuburkan benci dan rasa tidak suka atas suatu hal atau tindakan.

Allah memang tak pernah salah, tak pernah.

Sekarang, lebih baik untuk belajar membaliknya. Agar sebutir kebencian itu berujung muhasabah, meyakini hakikat setiap makhluk adalah terus belajar. Jangan sampai shalat sekalipun akan dipandang buruk sebab rasa benci dan prasangka atas seseorang.

Semoga setiap prasangka, kebencian, dan rasa apapun yang tidak nyaman di mata kita sebagai manusia akan spontan berganti istighfar. Karena kebencian juga menghalangi ilmu dan kebaikan yang datang dari orang yang kita benci.

 

Dan apa saja yang kita benci di sana, bisa saja esok Allah hadirkan di sini, di dekatmu, bahkan di hatimu.

Kediri, 12 Januari 2017 

ps. Akan menjadi awal catatan panjang yang berhari-hari saya simpan notes handphone

Leave a comment